KUDUS, Suaranahdliyin.com – Workshop manajemen produksi seni pertunjukan yang diselenggarakan Bakti Budaya Djarum Foundation, Ahad (18/2/2018), menarik para pekerja dan pengelola (penggiat) komunitas seni untuk mengikutinya secara serius.
Workshop ini pun tidak sekadar diikuti komunitas seni dari Kabupaten Kudus saja, melainkan juga banyak yang datang dari luar daerah. ‘’Peserta sekitar 50 orang, yang berasal dari Kudus, Sragen, Kendal, Kediri, Demak, Grobogan, Jepara, Semarang dan Brebes,’’ teras Asa Jatmiko.
Para peserta demikian antusias mengikuti workshop, terlebih narasumber yang dihadirkan merupakan para pakar yang benar-benar mumpuni, yakni Butet Kertaradjasa (Teater Gandrik) dan Jeannie Park (Padepokan Seni Bagong Kussuadiardja).
‘’Mas Butet dalam paparannya menitikberatkan pada pengedepanan trust (kepercayaan), dengan membuat proposal yang meyakinkan dan bisa dipertanggungjawabkan,’’ lanjutnya menambahkan.
Tak pelak, workshop ini pun mendapatkan apresiasi positif dari para peserta. Muhammad Zaini, salah satunya. Baginya, workshop ini sangat berkesan, karena kendala-kendala produksi pada seni pertunjukan, terjawab di sini.
‘’Begitu pentingnya manajemen, utamanya manajemen produksi pertunjukan untuk menghidupi komunitas seni,’’ tuturnya ditemui Suaranahdliyin.com di sela-sela worksop di Djarum OASIS Kretek Factory.
Jessy –sapaan akrab Muhammad Zaini- bahkan menyebutkan, bahwa pelajaran berharga dalam workshop yang digelar Bakti Budaya Djarum Foundation ini, adalah bahwa hal-hal terkecil pun sebenarnya bisa di-manage. ‘’Dan ternyata, kuncinya ternyata bukanlah uang, melainkan pada kita mau berpikir atau tidak,’’ ujarnya. (rid, ros)