Perkembangan teknologi informasi yang massif di era sekarang, tidak terelakkan. Semua tersasar, tak terkecuali kalangan santri. Karenanya, perkembangan yang ada tidak sekadar harus direspons positif, juga diimbangi dengan peningkatan kemampuan literasi santri.
Hal itu mengemuka dalam diskusi “Strategi Publikasi dan Penerbitan Karya Santri” di Lantai III Aula Jurusan Gedung Barat STAIN Kudus, Sabtu (5/8/2017). Narasumber diskusi, di antaranya H. Kisbiyanto (ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama/ ISNU Kabupaten Kudus) dan wakil ketua Lajnah Ta’lif wa Nasyr (LTN) NU Pusat, Hari Usmayadi.
Kisbiyanto, pada kesempatan itu mendorong agar para santri giat menulis dan menelorkan karya-karya, yang akan menjadi kontribusi mereka dalam menanamkan nilai-nilai moderatisme dan nasionalisme kepada masyarakat. “Santri harus mampu menerbitkan karya yang bermutu,” ujarnya di depan para peserta diskusi itu.
Dia menilai, pemahaman santri terkait wawasan agama, sudah cukup mapan, sehingga harus meningkatkan kemampuannya di bidang penulisan. “Di era digital sekarang, bahkan santri juga dituntut tidak sekadar bisa membuat tulisan yang baik, juga mesti pandai mengelola situs atau website, untuk mempublikasikan konten-konten yang menyejukkan,” paparnya.
Hari Usmayadi, berpesan agar peserta diskusi untuk membangun jaringan literasi, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan distribusi karya tulis. “Jka ada jaringan yang solid, maka jagad literasi akan dengan mudah bisa dikuasai,” jelasnya. (frd)