Tanggapi Isu Masjid Radikal di Jakarta, Ketua PBNU Imbau Masyarakat Tidak Gusar

0
1237
Ketua PBNU Robikin Emhas

JAKARTA,Suaranahdliyin.com – Sebanyak 40 masjid di Jakarta dikabarkan tengah terpapar radikalisme. Menanggapi isu tersebut, Ketua PBNU, Robikin Emhas menghimbau agar masyarakat tidak gusar dan mendramatisir isu tersebut dengan memberi cap radikal pada masjid yang bersangkutan.

“Masjid yang disebut sebagai penyebar paham radikal tidak perlu dikasih tanda khusus. Cukup diberi atensi supaya masjid berfungsi sebagaimana mustinya,” ujarnya melalui rilis yang dikirim kepada Suaranahdliyin.com, (09/06/18).

Dalam hal ini ia tidak menyalahkan ustaz atau siapapun yang hanya menyampaikan kandungan Al-Quran dan Hadits. Menurutnya, hal  itu bukan termasuk kategori radikal. Akan tetapi menjadikan masjid sebagai sarana menebar kebencian dan melakukan agitasi politik di masjid itu yang dipersoalkan.

“Karena itu mendegradasi fungsi masjid itu sendiri,” kata Robikin.

Robikin juga menyampaikan Islam adalah agama damai, agama untuk keselamatan kolektif, agama yang menuntun manusia untuk berserah kepada Tuhan. Sebab nilai-nilai Islam yang demikian itulah dakwah Islam juga harus dilakukan dengan cara yang bijak.

“Gunakan cara yang baik dan lembut. Tidak boleh kasar dan semena-mena.”tegasnya.

Bahkan, Ia menekankan seandainya terdapat selisih paham dan harus berdiskusi atau debat sekalipun, tetap harus dilakukan dengan cara yang santun.

“Boleh jadi karena sikap lembut dan bijak seperti itulah orang semakin kesengsem (terpikat) dengan ajaran Islam dan menaruh hormat,” paparnya.

Lebih lanjut, ia justru bersyukur kalau masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah mahdloh (shalat 5 waktu). Melainkan juga sekaligus memiliki fungsi ekonomi dan sosial. Yakni menggerakkan kehidupan ekonomi warga dan mengkonsolidasi umat agar kehidupan sosial berjalan harmonis, dengan orang yang berbeda keyakinan sekalipun. (rid/adb,ros)

Comments