KUDUS,Suaranahdliyin.com – Bagi masyarakat Padurenan Gebog Kudus dan sekitarnya, Raden Muhammad (RM) Syarif sangat terkenal sebagai sosok wali agung yang mengembangkan dakwah Islam di Kudus Utara pada Abad 16. RM Syarif berasal dari Madura memiliki kaitan sebagai cikal bakal desa tersebut.
Selama berdakwah hingga wafat di desa Padurenan, RM Syarif memiliki banyak peninggalan yang mempunyai nilai sejarah. Diantaranya, Masjid Asy-syarif, Seni Tradisi Maulidan Jawiyan dan Belik Suro yang hingga kini masih lestari.
Pertengahan Juni 2020 lalu, Pengurus Masjid Asy-Syarif bersama pemerintah desa Padurenan menata Belik Suro. Mereka mendirikan sebuah bangunan kokoh di atas belik tersebut.
Belik yang berada di Rt 4 RW 2 Padurenan ini awalnya hanya berupa jedingan. Kini sudah dilengkapi dinding dan payon yang terlihat elok nan megah. Sumber mata airnya juga sangat jernih dan melimpah ruah.
Saat musim kemarau, airnya pun tidak pernah surut. Warga setempat dan sekitarnya sering menggunakan air belik untuk keperluan sehari-hari. Termasuk waktu Rabu wekasan kemarin, air belik diperuntukkan “air salamun”.
Menurut Ketua Pengurus Masjid Asy-Syarif Padurenan KH. Aminudin Mawardi, pendirian bangunan Belik Suro sebagai bentuk pelestarian peninggalan RM Syarif. Hal ini, katanya, membuktikan masyarakat sangat menyayangi dan menghormati peninggalan wali agung.
“Kita merawatnya lantaran memiliki nilai sejarah,”ujarnya kepada Suaranahdliyin.com, belum lama ini.
Kiai Amin menuturkan Belik Suro merupakan satu diantara 10 belik yang dibuat RM Syarif ini mengandung nilai tinggi dan punya keberkahan. Sebab, Allah memberikan keberkahan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan sosok yang memiliki derajat tinggi.
“Karenanya kita menguri-uri peninggalan sebagai bentuk rasa cinta terhadap wali Agung RM Syarif,”tandasnya.
Kepala Desa Padurenan Thoni Hermawan menyambut baik pelestarian Belik Suro. Ia mengharapkan peninggalan RM Syarif tidak punah sehingga bermanfaat untuk warga.
“Selain Makam RM Syarif dan UMKM, Belik akan menjadi icon desa wisata yang menarik dikunjungi wisatawan,”ujarnya.
Kedua tokoh ini mempersilakan masyarakat memanfaatkan sumber mata air belik untuk kebutuhan minum atau lainnya. “Bila air sering digunakan (diambil), sirkulasi airnya akan ada kesinambungan,”ujar Kiai Amin.(adb/ros)