JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Innalillahi wa innaa ilaihi raji’un. Belum kering air mata bangsa rakyat Indonesia atas wafatnya KH. Maimoen Zubair, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, kini Indonesia kembali kehilangan salah satu putera terbaik bangsa: Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie.
Presiden ketiga RI kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto. Ungkapan belasungkawa disampaikan berbagai kalangan atas meninggalnya BJ. Habibie.
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) kepada awak media menyatakan duka yang sangat mendalam. ‘’Atas nama seluruh rakyat Indonesia dan pemerintah, menyampaikan duka (belasungkawa) yang mendalam atas berpulangnya ke rahmatullah, Bapak H. BJ. Habibie, tadi pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Soebroto,’’ katanya.
Dalam pandangan Jokowi, BJ. Habibie yang meninggal dunia di usia 83 tahun, adalah sosok teladan bagi bangsa ini. ‘’Beliau Presiden ketiga RI. Bapak Habibie adalah seorang ilmuwan kelas dunia,’’ tutur Jokowi yang secara khusus juga menyampaikan doa melalui cuitannya di akun twitternya.
Ketua harian PBNU, H. Robikin Emhas juga menyatakan belasungkawa serupa. ‘’Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Selaku pribadi maupun atas nama warga NU, saya turut berduka mendalam atas wafatnya Pak BJ Habibie. Semoga segala salah-khilaf beliau diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, amal ibadahnya diterima dan segenap keluarga yang ditinggal tabah,’’ ucapnya.
Dia mengemukakan, sebagai bangsa kita sangat kehilangan Bapak BJ Habibie. Beliau adalah seorang negarawan yang demokratis. Sosok yang kecerdasannya telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, namun tetap homble dan rendah hati. Bapak Habibie merupakan figur teladan dalam kehidupan keluarga. Kita dan generasi muda layak meneladinya. Selamat jalan, Pak Habibie. (ros/ adb, rid)