
JEPARA, Suaranahdliyin.com – Masjid Al-Makmur Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan rupanya mempunyai sejarah yang panjang. Konon, masjid ini dibangun di tengah-tengah pusat Kerajaan Kalinyamat.
Masjid Al-Makmur Kriyan dibangun atas perintah dari Ratu Kalinyamat. Ia kemudian mengutus Raden Kusumo Abdul Jalil atau Mbah Shidiq untuk membangun masjid di atas rawa embes Keraton Kalinyamat.
Tokoh ulama Desa Kriyan, Muhammad menceritakan pembangunan masjid Al-Makmur ini dilakukan pasca Keraton Kalinyamat hampir runtuh.
“Tidak mungkin ada masjid yang lokasinya sangat dekat dengan keraton,” kata Gus Muhammad, ketika diwawancarai di kediamannya, Selasa (28/03/2023).
Pengasuh Ponpes Nailun Najah Kriyan Jepara itu juga menerangkan bahwa masjid ini dibangun sudah lebih dari 500 tahun yang lalu. Mbah Shidiq, yang menjadi pendakwah atas utusan Sunan Gunung Jati kemudian membangunkan masjid yang mirip arsitektur dengan Masjid Agung Demak.
“Kemungkinan sekitar abad ke 15 atau 16 masehi. Sebab, Ratu kalinyamat itu memimpin Jepara hanya sekitar 20-30 tahun saja,” ujarnya.
Renovasi awal, lanjut Gus Mad, dilakukan pada tahun 1935 Masehi. Dari bentuk, tata ruang yang dekat pusat desa/kota, hingga arsitekturnya menyerupai masjid-masjid seperti Masjid Sendang, Masjid Bandungrejo Kauman dan Masjid Kadilangu Demak.
“Hampir mirip arsitekturnya, bagian belakang joglonan, sementara depannya ada limasan. Hanya saja di Kriyan sudah ada penambahan menara dll,” imbuh Gus Mad.
Adanya masjid Al-Makmur dan peninggalan Ratu Kalinyamat di dalamnya menjadi bukti bahwa Ratu Kalinyamat benar-benar tokoh pahlawan yang ada di Jepara.
Beberapa artefak dan peninggalan Ratu Kalinyamat yang masih ada sampai sekarang, di antaranya batu gilang, tanah wakaf yang kini dibangun masjid, dan puncak atau pustaka masjid bentuk limas paling atas.
“Sebenarnya, masih ada beberapa peninggalan ratu kalinyamat seperti kentongan, atau kubah masjid. Hanya saja sudah beralih tangan atau kemana karena masjid sudah lima kali direnovasi,” terangnya.

Ia berharap, ke depan masjid dan peninggalan ratu kalinyamat yang masih ada ini bisa menjadi perhatian pemerintah untuk melestarikan warisan leluhur Jepara.
“Harapan saya juga ada kegiatan dan kesadaran masyarakat untuk merawat sejarah, supaya cerita, nilai-nilai dan peninggalan penting ini tidak hilang,” harapnya. (hasim/ adb)