Santri Milenial Diminta Teladani Spirit Menulis Ulama Terdahulu

0
1443
Para santri foto bersamausai mengikuti pelatihan penulisan yang digelar di Pondok Entrepreneur Al – Mawaddah, bhelum lama ini.

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Para ulama dulu, banyak yangg memiliki semangat menulis yang sangat luar biasa, dalam berbagai bidang keilmuan yang sangat beragam. Dengan itulah, maka umat Islam di era sekarang, bisa mempelajari khazanah intelektual yang beragam itu.

Demikian dikemukakan oleh KH. Sofiyan Hadi Lc. MA., pengasuh Pondok Entrepreneur Al – Mawaddah Honggosoco, Jekulo, Kudus belum lama ini. ‘’Semangat para ulama terdahulu yang mampu mewakafkan hidupnya untuk dunia keilmuan, ini harus kita teladani dan tiru,’’ katanya.

Adalah Imam Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (wafat 310 H), ujarnya menyontohkan, yang  selama 40 tahun mampu menulis setiap hari 40 lembar. ‘’Itu artinya, Imam Muhammad bin Jarir Ath-Thabari telah menulis 584.000 lembar,’’ ungkapnya.

Ulama lain, Imam Abu Wafa atau Ali bin Aqil al Hanbali al- Baghdadi (wafat 513 H), mampu menulis kitab al- Funun sebanyak 800 jilid. Sedang Imam Abu Faraj (wafat 597 H), menulis kitab sebanyak 2000 jilid.

‘’Suatu saat Imam Abu Faraj pernah berkata, ‘Aku tulis 2000 jilid  kitab ini dengan tanganku sendiri. Ada 100.000 orang yang bertaubat, 20.000 orang Yahudi dan Nasrani masuk Islam setelah membaca kitabku’,’’ tuturnya.

Untuk itu, KH. Sofiyan Hadi berpesan, supaya generasi muda milenial sekarang, khususnya para santri, terdorong lanjutkan untuk melanjutkan tradisi menulis para ulama itu. ‘’Menulislah dan sebarkan ilmumu supaya anak cucumu mewarisi kitab-kitabmu. Menulislah supaya generasi mendatang tahu, kamu pernah ada,’’ paparnya. (ros, rid, gie/ adb)

Comments