LEBANON, Suaranahdliyin.com – Selama tiga hari, 6 – 8 Juli lalu, para kader muda Nahdlatul Ulama (NU) beserta penggurus PCINU Lebanon berkumpul untuk pertama kali usai mengikuti ujian akhir semester di kampus masing-masing.
Forum kumpul-kumpul itu dipergunakan untuk daurah ilmiah dengan mengkaji kitab Minhajut Thalibin. Kegiatan ini diikuti oleh anggota dan penggurus PCINU Lebanon yang antusias mengkaji kitab karya Al-Imam Al-Allamah Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi, salah satu ulama besar dari madzab Syafi’i.
Kajian kitab ini dibimbing langsung oleh Syaikh Hasan Abdullah, salah satu dewan dosen di Beirut Islamic University Bekka dari Damaskus. Syaikh Hasan Abdullah juga imam masjid Anas ibn Malik Ghaze Bekka.
Rais Syuriyah PCINU Lebanon, Ustadz Nurul Fattah, mengemukakan, durasi waktu yang hanya tiga hari mengkhatamkan kitab tersebut, tentu sulit untuk bisa memahami secara utuh.
‘’Maka kajian ini adalah langkah awal untuk mendalami kitab Minhajut Thalibin, yang merupakan kitab fiqih level tertinggi di dunia pesantren, yang bisa jadi akan memakan waktu bertahun-tahun untuk memahaminya secara penuh,’’ ujarnya.
Ustadz Nurul Fattah diamini Ustadz Faiz Fafiruddid (Plt. Ketua Tafizdiah PCINU Lebanon), berpesan agar para santri tidak cepat berpuas diri dengan mengkhatamkan sebuah kitab dan mendapatkan sanad saja. ‘’Mengaji sejatinya tidak sekadar untuk memahami, juga bagaimana kita mengamalkan isinya dan menyebarkannya,’’ katanya. (rls/ adb, ros)