PBNU Nilai Indonesia Negara yang Sudah Maju dalam Berdemokrasi

0
1249
Suasana di depan salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat proses pemungutan suara, 17 April lalu.

JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Salah satu tahapan penting dalam Pemilu 2019, yakni pemungutan suara, telah selesai digelar. Kini, rekapitulasi perolehan suara baik untuk Pemilihan Presiden (Presiden) maupun legislatif, dilakukan berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi hingga tingkat nasional tanggal 22 Mei 2019.

Rekapitulasi manual berjenjang itulah, yang akan menjadi dasar untuk menetapkan persolehan suara capres-cawapres, bukan hasil quick count maupun real count yang dilakukan secara partikelir oleh berbagai lembaga survei atau tim konstestan Pemilu.

‘’Untuk itu, mari kita berbartisipasi mengawasi jalannya proses rekapitulasi dengan tetap mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,’’ ujar Ketua Harian PBNU, H. Robikin Emhas.

H. Robikin Emhas berharap, masyarakat kini menyudahi adanya polarisasi yang terjadi oleh Pemilu. ‘’Mari kembali bersatu, guyub rukun sebagaimana karakter asli bangsa Indonesia. Perkuat ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa), persaudaraan yang melintasi batas etnis, ras, golongan, keyakinan maupun agama,’’ tuturnya.

Dikatakannya, proses pemungutan suara serentak yang aman dan damai, harus tecermin pula dalam proses rekapitulasi hingga penetapan perolehan suara capres-cawapres pada 22 Mei mendatang. Kita tunjukkan pada dunia, Indonesia adalah bangsa yang maju dan berbudaya dalam berdemokrasi,’’ paparnya.

Lebih lanjur H. Robikin Emhas menyebutkan, dua pasangan capres-cawapres beserta tim sukses dan pendukungnya, adalah para negarawan. Kedua pasangan capres-cawapres dikenal sebagai sosok patriotik dan nasionalis sejati, yang tidak rela Indonesia berduka hanya karena Pilpres.

‘’Untuk menatap Indonesia ke depan lebih baik, kami berharap silaturahmi di antara dua pasangan capres-cawapres, para elit politik, tokoh masyarakat dan para pemuka agama yang karena kesibukan selama masa kampanye jarang dilakukan, kini mesti dirajut kembali,’’ tuturnya. (rls/ adb, ros)

 

Comments