
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan Tahfidhul Qur’an Roudlotul Jannah Besito, Gebog, Kabupaten Kudus menyelenggarakan Haflah dan Khotmil Qur’an ke-5 pada Sabtu (22/2/2025) malam lau.
Haflah dan Khotmil Qur’an itu dilangsungkan di kompleks pesantren dihadiri oleh para alim ulama, kepala desa, wali santri dan masyarakat desa. Tausiyah dalam pengajian yang dihadiri oleh sekira 400-an jamaah itu, disampaikan oleh KH Amin Yasin.
Menurut pengurus Yayasan Roudlotul Jannah, Kiai Muhammad Mas’ad, TPQ dan Tahfidhul Qur’an Roudlotul Jannah terus memberikan kontribusi yang terbaik bagi masyarakat, dalam mensyiarkan belajar al-Quran.
Sedang KH Amin Yasin dalam tausiyahnya menyampaikan, bahwa ketika melihat anak-anak masih semangat dalam menghafal al-Quran, dan banyak yang mengaji al-Quran, maka kiamat tidak akan terjadi dalam waktu dekat-dekat ini
“Penting bagi orang tua berperan dan memberi kesempatan kepada anak-anaknya di dunia dalam mengaji maupun menghafal al-Quran sebaik mungkin, sebagai bentuk investasi orang tua di akhirat kelak,” katanya.
Dia pun mengisahkan, ada sebuah kuburan yang terdengar lantunan surat Tabarak di dalamnya. Ternyata, saat itu ada mayit yang sedang disiksa oleh Malaikat Munkar dan Nakir, maka si mayit berterima kasih karena surat Tabarak menjumpainya.
Surat Tabarak pun bertanya, “Hei Munkar – Nakir, kamu mau apa?”
“Saya mau menyiksa orang ini karena dia maksiat,” kata Malaikat itu.
“Tapi masalahnya saya ada di hatinya, bahkan sekujur tubuhnya ada saya,” ujar Surat Tabarak.
“Bagaimanapun juga, menurut prosedur saya harus menyiksa dia, karena kesalahannya,” sanggah lagi si malaikat.
“Oh, jadi kamu berani menyiksa Kalamullah?” bentak Surat Tabarak.
Selanjutnya karena malaikat merasa tidak terima, akhirnya malaikat melaporkan situasi ini kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Lantas Surat Tabarak juga mengeluhkan kepada Allah:
“Ya Allah, makhluk ini kurang ajar, saya kan berada di hati si fulan, tapi mengapa dia mau menyiksaku. Jika mereka masih mau menyiksaku lebih baik hapus saja saya dari kalammu, ana laisa min kalamik”.
Akhirnya, justru malaikat Munkar dan Nakir yang menjadi tersangka dan si mayit tidak jadi disiksa.
“Maka, saya berpesan kepada para orang tua agar benar-benar mendidik anaknya sebaik mungkin, dan terus mendampingi anaknya mengaji dan menghafal al-Quran, agar di akhirat kelak mendapatkan syafaat al-Quran,” katanya. (mukhayya/ rls, adb, ros)