Ngangsu Banyu 2024 Bakal Hadirkan Dalang Wayang Sungai Dari Jepara

0
276
Dalang wayang kali dari Jepara Dengan Hasan akan tampil pada puncak acara Ngangsu Banyu, Sabtu lusa.

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Dalam rangka memeringati HUT Kemerdekaan RI, Rumah Khalwat dan Balai Budaya Rejosari (RKBBR) Dawe Kudus kembali mengadakan kegiatan rutin setiap Agustus bertajuk Ngangsu Banyu, Sabtu (24/8/2024). Pada kali ini Ngangsu Banyu mengambil tema “Cerita dari Sungai” akan lebih banyak melibatkan anak-anak dan remaja.

Menurut pengurus RKBBR, Irianto Gunawan,  tema “Cerita dari Sungai” ini sengaja diangkat dengan menyadari pentingnya sungai bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup.

“Kita ingin memberikan pencerahan terutama kepada anak-anak dan remaja untuk ikut sadar dan peduli serta berperan aktif menjaga ekosistem sungai,”ungkap Irianto Gunawan.

Irianto menambahkan sungai adalah salah satu bagian ekosistem yang sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Melalui sungai, air yang mengalir dari mata air ini kemudian bermuara ke laut, terdapat banyak kehidupan yang sangat bergantung kepada sungai.

“Selain juga untuk keperluan lain seperti irigasi pertanian, transportasi dan pembangkit energi, dan sebagainya. Kesemuanya ini sangat penting bagi manusia, sehingga sangat penting untuk menjaga sungai-sungai kita.”ujarnya.

Dalam kegiatan ini akan menghadirkan seorang dalang wayang sungai (kali) dari Jepara Muhammad Hasan atau yang lebih dikenal Den Hasan.

“Ia akan tampil di hadapan ratusan anak-anak dan remaja dengan “Wayang Kali”-nya, sekaligus menjadi puncak acara Ngangsu Banyu 2024.”imbuh Irianto.

Prosesi Ngangsu Banyu 2023 lalu

Sementara itu, Asa Jatmiko menambahkan RKBBR dengan Ngangsu Banyu dan Den Hasan dengan Wayang Kali bisa sebagai momentum penting untuk melihat kembali sungai.

“Kalau bumi itu tempat hidup kita, maka sungai itu juga tempat hidup bagi ikan-ikan. Maka kita harus menjaganya bersama agar kehidupan di sungai berikut cerita-cerita di sana, bisa lestari.”jelasnya

Lebih jauh Asa Jatmiko mengatakan RKBBR berusaha untuk terus menggemakan “Laudato Si”, yakni ajakan untuk menjaga, merawat alam dari kehancuran.

“Kita mengritik konsumerisme dan pembangunan yang tak terkendali, menyesalkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global, serta mengajak semua orang di seluruh dunia untuk mengambil aksi global yang terpadu dan segera”.tandas Asa.(rls/adb)

Comments