Metode Pendidikan Perlu Disesuaikan dengan Zamannya

0
1217
Para santri menghadiri doa bersama untuk KH. Maimoen Zubair dan BJ Habibie di Pondok Ath-Thullab, belum lama ini.

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Ma’had Aly Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) menggelar doa bersama untuk mengenang KH. Maiomen Zubair dan mantan Presiden RI, BJ Habibie. Acara tersebut dilangsungkan di Aula Pondok Pesantren Ath – Thullab, Kajeksan, baru – baru ini.

Hadir pada kesempatan itu antara lain KH. Dr. Ahmad Faiz Lc. MA. (Mudir), Kiai Chirzil ‘Ala S.Pd.I M.Pd.I (Wakil Naib Mudir) dan sejumlah muhadlir seperti K. Kholilurrohman, K. Noor Aflah, K. Irsyad R. Azmi, K. Auzi’ni, dan K. Fuad. Nampak pula KH. Hambali, tokoh masyarakat dari Desa Pladen, Kecamatan Jekulo.

KH. Ahmad Faiz dalam paparannya, menyampaikan, fase kehidupan manusia itu dimulai dari alam ruh, kelahiran, wafat atau meninggal dunia (kembali ke rahmatullah) dan hari kebangkitan (yaum al-ba’ts).

‘’Tetapi yang jelas, dari satu fase ke fase berikutnya, itu (harus) membawa kebahagiaan,’’ katanya di depan mahasantri Ma’had Aly TBS dan ratusan santri dari pondok pesantren sekitar Ath-Thullab yang hadir.

Dan KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen) dan BJ. Habibie, adalah sedikit contoh dari tokoh bangsa yang hidupnya membawa manfaat dan membawa kebahagiaan bagi orang lain. ‘’Ilmu yang bermanfaatlah, yang akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan dan membahagiakan orang lain,’’ paparnya.

Disampaikan pula, bahwa Moen dan Habibie adalah contoh sosok-sosok yang bisa mendidik masyarakat sesuai dengan zamannya. ‘’Inti dari yang disampaikan, sama. Tetapi metode mengajar, boleh berbeda,’’ungkaapnya.

Sementara itu, kehadiran para santri yang tidak sekadar dari Kudus, tetapi ada juga yang berasal dari Jambi, Papua, Kalimantan dan Sulawesi, menjadi penanda bahwa kedua tokoh tersebut mewakili tokoh Nusantara. ‘’Semoga para santri yang hadir, bisa mengikuti jejaknya dan meneruskan perjuangannya,’’ tuturnya. (ros, mail/ adb, rid)

Comments