KUDUS,Suaranahdliyin.com – Jum’at malam (19/1/2018 kemarin, Aula Madrasah Aliyah NU Hasyim Asy’ari 2 Sudiimoro Karangmalang gebog Kudus mendadak berubah terang benderang. Sorotan lampu, empat meja bundar dengan balutan kain hijau dan dekorasi dinding bertuliskan Ansor Loyal Club menjadi pemandangan menarik.
Ya, malam itu para kader – pengurus Ansor Kecamatan Gebog tengah mengadakan kegiatan bertajuk Ansor Loyal Club (ALC). ALC yang kemasan acaranya meniru talkshow sebuah televisi swasta ini mengambil momen berakhirnya masa kepemimpinan Anak Cabang Ansor Gebog.
Beberapa nara sumber seperti H.Ahmad Wafiy (Pembina Ansor), H.Ulwan Hakim (politisi), H.Kamaludin Basith, Noor Yasin (mantan Ketua PAC Ansor), Suwantho (ketua MWCNU Gebog ) dan Ketua PC GP Ansor Kudus H Sarmanto sengaja diundang membincang sosok pemimpin zaman Now.
Acara dipandu Host Syaifudin Zuhri berlangsung gayeng, lontaran pertanyaannya mampu memancing jawaban menggelitik dari nara sumber.
Noor Yasin yang diberi kesempatan berbicara pertama mengatakan seorang kader harus siap menerima amanah dalam kondisi apapun. “Prinsipnya, jabatan tidak perlu dicari,namun saat diberi amanah jangan lari.”ujarnya.
Pandangan H Ahmad Wafiy Baq sedikit berbeda. Menurutnya, seorang kader tidak perlu ragu tampil ke publik untuk menunjukkan jati diri manakala ada peluang maupun tantangan menjadi pemimpin. Ia mendorong para kader bisa mengkampanyekan gagasan ide sehingga mampu memperoleh posisi sesuai kompetensi yang dimiliki.
“Jangan mendekam dalam kamar saja, tunjukkan bila memiliki kemampuan,”tegasnya.
H.Ulwan menilai pemimpin harus mampu membangun kebersamaan baik sesama maupun lintas kader. Menentukan pemimpin, sebaiknya menghilangkan yang pragmatis.
Sarmanto menyatakan tidak ada tokoh yang sempurna, semuanya memerlukan proses yang berkembang sehingga pada saatnya akan menjadi pemimpin di semua lini.
“Pemimpin zaman now harus sadar zaman dan memahami kondisi dinamika yang muncul baik dari aspek ideologi maupun tehnologi. “ujarnya.
Suwantho memaparkan pemimpin masa depan perlu mempunyai kemampuan skill pada bidang keilmuan, Networking dan lobiying. Pemimpin juga harus mempunyai kekuatan dan kemampuan badan dengan kata lain kober dan ngopeni .
“Siapapun yang jadi, jangan rebutan. Niatkan ikhlas, Insya Allah tidak bakal melarat mengurusi NU dan Ansor yang bagian dari NU,”pesannya.
Ketua PAC GP Ansor Gebog mengatakan pemimpin Ansor kedepan harus menguasai segela bidang dan mampu memanage kepemimpinan distributif bukan sentralistik. Artinya, pemimpin tidak harus borongan mengelola organisasi sendirian.
“Pemimpin harus mampu secara kolektif mengelola organisasi,”tandasnya.
Senior Ansor Gebog Mahfudz Nahrowi mengingatkan akhlak Ansor supaya ditanamkan kepada kader yang saat ini berada di sektor pemerintahan maupun legislatif. “Dimanapun berada dan menjadi apapun, kader Ansor harus mengedepankan akhlakul karimah.”tandasnya.
ALC keempat kali ini sangat gayeng berakhir tengah malam. Penampilan puisi budayawan H.Andoko dan musik Sang Swara mengiri selingan dengan lagu-lagu khas menambah semarak suasana.(adb)