DEMAK, Suaranahdliyin.com – Sebanyak 40 orang mengenakan busana keprajuritan, nampak berjajar rapi, Kamis (29/6/2023). Mereka yang disebut dengan prajurit Patangpuluhan itu, ikut dalam rombongan lain yang akan mengikuti iring-iringan dalam tradisi Grebeg Besar Kabupaten Demak itu.
Prajurit Patangpuluhan itu pun dengan rapi dan tertib, berjalan menyusuri rute iring-iringan kirab tradisi Grebeg Besar di Kota Wali itu, yang digelar setiap setahun sekali. Iring-iringan ini pun, selalu menarik perhatian masyarakat luar, termasuk wisatawan.
Ya. Bertepatan dengan Iduladha, tak terkecuali pada tahun ini, Grebeg Besar digelar. Grebeg Besar adalah tradisi masyarakat, yang telah dilakukan secara turun-temurun di Kabupaten Demak, memiliki makna mendalam dan memperkuat ikatan masyarakat dengan tradisi leluhur mereka.
Selain kemeriahan yang bisa disaksikan masyarakat, Grebeg Besar ini juga sekaligus sebagai bentuk perayaan dan ungkapan syukur atas berkah dan keberuntungan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dilengkapi Senjata
Pukul 08.00 WIB, suara genderang memecah keheningan pagi di sekitar Alun-alun Demak. Para prajurit yang mengenakan pakaian tradisional dengan gagah berani, lengkap dengan senjata dan perlengkapan perang, membentuk barisan yang kokoh. Mereka adalah prajurit dari berbagai kelompok masyarakat adat yang ada di Demak.
Dengan langkah tegap dan penuh semangat, irama langgam Jawa mengiringi iring-iringan prajurit ini. Mereka bergerak melalui jalan-jalan utama dari pendapa Kabupaten Demak menuju makam Sunan Kalijaga. Tarian tradisional ikut disuguhkan, menyemarakkan Grebeg Besar.
Para prajurit menjaga kehormatan dan martabat tradisi mereka dengan penuh dedikasi. Mereka menunjukkan keterampilan menampilkan formasi senjata yang impresif. Keberanian dan disiplin mereka tercermin dalam setiap gerakan yang mereka lakukan, memesona penonton yang menyaksikan.
Selain itu, bagi masyarakat di Kabupaten Demak, Grebeg Besar ini merupakan bagian dari upaya untuk mengenang sejarah dan menghidupkan kembali kejayaan Kerajaan Demak, yang menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar di Nusantara masanya.
Bupati Kabupaten Demak, dr Hj Eisti’anah, dalam momentum itu tak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap tradisi Grebeg Besar di kabupaten yang dipimpinnya. “Grebeg Besar ini menandai hari yang bersejarah bagi Demak. Iring-iringan prajurit Patangpuluhan yang gagah berani dan penuh semangat, menjadi saksi kebesaran Kerajaan Demak tempo doeloe,” ungkapnya. (Eka Laila Rizki Apriliana, mahasiswa PPL Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kudus)