Kiai Saiq Sampaikan Dua Ajaran Pokok Mbah Yasin

0
2228
Para kiai dan umat Islam menghadiri haul Mbah Yasin, Senin (7/12/2020) malam

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Haul KH. Yasin yang biasanya diselenggarakan siang hari, pada haul ke-69 tahun ini, digelar sedikit  berbeda; malam hari dan mematuhi protokol kesehatan. Meski dalam keadaan pandemi dan hujan yang telah turun selama berhari-hari, warga dan para santri tetap  antusias hadir.

Untuk acara dan susunannya tidak banyak yang berubah dari haul-haul tahun sebelumnya. Hanya ada sedikit tambahan, acara maulid yang diadakan setelah salat Maghrib. Kemudian setelah salat Isyak, acara puncak Haul dimulai.

KH. Ahmad Saiq bertindak sebagai pembawa acara sekaligus wakil keluarga. Pada kesempatan itu Kiai Saiq menyampaikan dua pokok ajaran KH. Yasin, yakni tentang keselamatan dan kasih sayang.

Dikisahkan, suatu ketika KH. Yasin bersama H. Nur Hamid naik kereta kuda melewati lapangan Priganggo, yang pada saat itu sedang ada keramaian. Mbah Yasin lantas bertanya kepada H. Nur Hamid, “Ada suara apa ini?”

“Itu Mbah, orkes.” Jawab H.Nur Hamid.

“Selamet. Selamet,” kata kiai Yasin mendoakan.

Sebagaimana diketahui, orkes adalah salah satu bentuk kemaksiatan. Sedang kemaksiatan yang dilakukan secara terang-terangan, akan menjadi sebab turunnya bala’. Di situlah Mbah Yasin dengan kasih sayangnya kepada umat, mendoakan atas keselamatannya.

Saking seringnya berdoa dan berpesan “selamet..selamet..” Doa ini kemudian dianggap sebagai salah satu ajaran penting Mbah Yasin. Hingga pada saat rehabilitasi Masjid Kauman tahun 1969 – 1970, yang pada waktu belum memiliki nama resmi, para kiai dan pengurus sepakat memberi nama masjid Jekulo Kauman dengan nama masjid “Baitussalam”, tidak lain adalah untuk mengenang dan mengabadikan ajarannya.

Selain itu Mbah Yasin juga mengajarkan tentang pentingnya kasih sayang. Ajaran ini dicontohkan melalui pribadi dan perilaku Mbah Yasin yang penyayang kepada umat.

Dikatakan, dulu, saat terjadi pagebluk dan larang pangan, seringkali ada anak kecil menangis tengah malam karena kelaparan. Maka kiai Yasin akan mencari tahu dari mana suara tangisan itu berasal, kemudian membungkus nasi dan menyuruh santrinya untuk mengantarkan makanan ke rumah si anak.

‘’Tujuan agama ini ada dua: pertama, mengagungkan Allah. Kedua, Kasih sayang kepada makhluknya,” terang KH. Saiq Mahin dalam haul yang ditutup dengan doa oleh KH Aniq Muhammadun dan Habib Hasan bin Ali Abunumay.

Ditambahkan oleh KH. Saiq Mahin, bahwa ajaran Mbah Yasin tersebut cocok dengan apa yang dikatakan Syaikh Abdul Qadir al-Jailany, “Aku telah meneliti semua amal saleh, dan tidak ada yang melebihi keutamaan amal memberi makan.”

Berangkat dari ajaran kasih sayang Mbah Yasin, dan kebiasaannya memberi makan kepada warga yang tidak mampu, para pengurus Masjid Baitussalam kemudian terinspirasi untuk mengadakan santunan sembako kepada warga sekitar yang kurang mampu.

Adapun santunan sembako ini berasal dari kas “mashalihu al-muslimin” dan program santunan ini sudah berlangsung kurang lebih selama tiga tahun terakhir. (Gus Mohammad Mujab, khadimul ma’had Al-Yasir, Jekulo, Kudus)

Comments