KUDUS, Suaranahdliyin.com – Ada sebuah tesis menarik yang dikaji oleh salah satu mahasiswa Program Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, belum lama ini. Yaitu tesis yang berjudul “Peran Tarekat Syattariyah dalam Pergerakan dan Perjuangan Jihad fi Sabilillah Perang Pangeran Diponegoro (Perang Jawa) 1825 -1830”.
Tesis tersebut dikaji oleh Abdul Kholiq dengan dua pembimbing, yakni Dr H Muh In’amuzzahidin MAg dan Dr Rokhmadi MAg.
Abdul Kholiq dalam kajiannya menulis, bahwa Perang Jawa dengan Pangeran Diponegoro sebagai pimpinannya, juga didasari pula dengan nilai-nilai spiritualisme, serta semangat suci untuk menciptakan suasana yang nyaman dalam melaksanakan tugas manusia sebagai khalifah fi al-ardl.
“Dengan semangat spiritualitas dan religiusitas yang tinggi, Perang Jawa melawan imperialisme dan kolonialisme Belanda juga bisa dipahami dari perspektif teologi pembebasan,” katanya.
Mengutip Muhammad Muhibbuddin, Abdul Kholiq menambahkan, Pangeran Diponegoro menjadikan Islam (agama) sebagai gerakan revolusioner, untuk menghancurkan dan merombak sistem penindasan yang telah terstruktur yang dilakukan pemerintah kolonial waktu itu.
“Dalam perjuangannya itu, Pangeran Diponegoro mendapatkan support yang luar biasa dari banyak pihak, mulai dari barisan ulama, kiai, santri dan pengamal tarekat Syattariyah,” ujar Abdul Kholiq. (ros/ adb, rid)