JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Perayaan Iduladha, selain menjadi momentum untuk mereka yang berlebih rizki untuk berkurban, juga menjadi ruang untuk melakukan refleksi.
Hal itu sebagaimana dilakukan oleh ketua umum Pimpinan Pusat Perguruan Silat Nahdlatul Ulama (PP PSNU) Pagar Nusa, Nabil Haroen.
Bagi Nabil Haroen, ada beberapa hal yang menarik untuk dicermati pada momentum Iduladha ini. Pertama, Iduladha menjadi momentum penting untuk mengabdi dan menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Ini merupakan bagian penting pemaknaan manusia sebagai hamba-Nya. Kita belajar dari teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tentang penyerahan total, ketundukan dan kepasrahan kepada Allah,” tuturnya.
Kedua, terang wakil ketua umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) itu, prosesi kurban menjadi refleksi utama bagi semua, untuk senantiasa mau berkorban, mau menyembelih nafsu kesombongan, egoisme serta keserakahan diri.
“Manusia tidak punya hak untuk sombong, karena yang sejatinya penguasa langit, bumi atau alam semesta ini adalah Allah. Dengan demikian, prosesi kurban ini menjadi ruang becermin, betapa kita perlu senantiasa mengorbankan sesuatu untuk mencapai kepasrahan total kepada-Nya,” tuturnya.
Selain itu, lanjut anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut, Iduladha menjadi momentum untuk berbagi kepada sesame dan menjaga lingkungan dari kerusakan dengan tetap menjaga ekosistem yang ada secara baik.
“Dan sebagai ketua umum PP PSNU Pagar Nusa, saya mendorong kader-kader dan pendekar untuk menjalani Iduladha dan tasryik dengan penuh khidmah. Kita istikamah mengabdi kepada pesantren, Nahdlatul Ulama (NU), Islam serta nusa dan bangsa,” tegasnya. (rls/ ros, gie, adb)