Jelang Pemilu, FKUB Jepara Gelar Seminar Lintas Agama

0
1783

JEPARA, Suaranahdliyin.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jepara menyelenggarakan Seminar Lintas Agama; Membangun Solidaritas dan Kerukunan Antar Umat Beragama di Kabupaten Jepara Menjelang Pemilu 2019” yang berlangsung di Ruang Setda II Pemkab Jepara, Sabtu (27/10/2018) malam lalu.

Kegiatan yang dihadiri tokoh lintas agama, ormas keagamaan, panwascam serta organisasi kepemudaan ini menghadirkan beberapa pembicara. Di antaranya Pendeta mewakili lintas agama, Kesbangpol, Kemenag, Bawaslu dan MUI.

Bupati Jepara, H. Ahmad Marzuqi dalam sambutannya mengatakan masyarakat tidak perlu terusik dan terganggu dengan gangguan-gangguan yang ada. “Kedewasaan dalam menyikapi masalah sangatlah diperlukan. Meski saat sekarang ini, banyak oknum yang memancing kegaduhan,” katanya.

Marzuqi mengemukakan, tantangan hari ini adalah keberadaan media sosial yang lebih banyak dominan hal negatif daripada hal positifnya. “Oleh karenanya dalam hal menyikapinya perlu kedewasaan,” lanjutnya.

Pada kesempatan itu ia juga menandaskan slogan, “Jangankan kaca pecah, ranting patah pun jangan. Slogan ini harus terus kita gaungkan dan junjung tinggi,” tegasnya menambahkan.

Pendeta Davit Sriyanti, mewakili lintas agama mengemukakan pemimpin yang terpilih adalah kewenangan dan otoritas tuhan yg menentukan, manusia hanyalah ihtiar. Di depan audiens, David memaparkan, negara lain maju karena ada yang ditakuti, sehingga berlomba-lomba ingin memenangkan kompetisi.

“Negara Indonesia belum maju, sebab tidak ada yang ditakuti, bahkan kepada Tuhan pun tidak takut,” ungkapnya memberikan ilustrasi.

Namun dia mengaku kagum dengan sembahyang Muslim, “Setelah bersyahadat, ia mengucap salam ke kanan dan ke kiri, sebagai isyarat bahwa ia harus membawa keselamatan bagi semua pihak,” tandasnya.

Kepala Bakesbangpol Jepara, Dwi Riyanto. Menurutnya pihaknya pernah melihat dominasi agama di wilayah tertentu, seperti katolik yang dominan di Flores, Hindu di Bali, Islam di Aceh, dan sebagainya. “Yang paling terkesan adalah kesedian untuk melebur pada kesatuan NKRI.”

Kepala Kemenag Jepara, H. Nor Rosyid yang diwakili Hariadi, melontarkan pernyataan, umat beragama yang baik, selain taat dalam ritual agamanya juga harus saleh sosialnya. “Keberagaman dalam keyakinan Islam adalah sunnatullah, oleh karenanya harus disyukuri dan dijaga,” tegasnya.

Sedang Ketua Bawaslu Jepara, Sujiantoko, mengatakan, umat beragama dalam pemilu memiliki hak dalam memilih dan dipilih. Selain itu, juga memiliki hak untuk mengawal dan mengawasi yang sudah terpilih.

“Kampanye pemilu saat ini memiliki tenggat waktu terpanjang selama penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Sehingga Bawaslu mendorong kepada tokoh agama agar bersama-sama mencegah dan menolak politik SARA dan politik uang,” imbaunya.

Sementara Ketua MUI Jepara, H. Mashudi, mengutarakan, Pemilu hanyalah sarana bukan tujuan. Maka pemilu diharapkan bisa menghadirkan pemimpin yang sesuai dengan yang diharapkan. “Jangan sampai masyarakat tidak peduli dengan kesuksesan pemilu. Posisi tokoh agama harus menjadi panutan dalam kebaikan,” tuturnya. (qim/ ros, adb)

Comments