
MALANG,Suaranahdliyin.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meluncurkan program halaqah Fikih Peradaban lentaran memiliki keinginan menghidupkan kembali percakapan pemikiran.
Demikian yang disampaikan Ketua Lakpesdam PBNU KH Ulil Abshar Abdalla dalam acara Halaqah Fikih Peradaban yang disenggarakan PCNU Kota Malang di Aula Nuswantara, Gedung B FISIP Universitas Brawijaya, Kota Malang, Sabtu (10/9/2022).
KH Ulil Abshar menjelaskan Halaqah Fiqih Peradaban merupakan program yang diluncurkan oleh PBNU dalam rangkaian Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU. Halaqoh ini mempunya kontribusi penting sebagaimana keinginan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf untuk menghidupkan percakapan pemikiran.
“Halaqoh ini diniatkan untuk menghidupkan kembali (pemikiran) Gus Dur dari alam barzah. Dan itu sebetulnya tagline Gus Yahya ketika maju sebagai Ketum PBNU,” ungkapnya.
Dijelaskan, tujuan menghidupkan kembali percakapan pemikiran turut melibatkan para kiai dan bu nyai di pondok pesantren. Hal ini disebut sebagai affirmative action yang sifatnya percakapan pemikiran.
“Gus Yahya ingin mengajak kembali para kiai dan Bu nyai terlibat dalam forum pemikiran. Rehat sejenak untuk mendalami sesuatu yang sifatnya abstrak. Tapi punya makna penting. Ini tujuan Gus Yahya menghidupkan Halaqoh ini,”terang Gus Ulil, sapaan akrab menantu KH.Mustofa Bisri ini.
Ia menambahkan program Halaqah Fikih Peradaban bakal dilaksanakan di 250 titik se-Indonesia selama lima bulan. “Puncaknya akan digelar Muktamar Fiqih Peradaban pada Januari 2023 mendatang,”imbuhnya.
Selain KH Ulil Abshar Abdalla, hadir juga sebagai pembicara Wasekjend PBNU yang juga Rektor UNIRA Malang KH Imron Rosyadi Hamid, Wakil Dekan 2 FISIP UB Dr Ahmad Imron Rozuli, dan pegiat sungai dan budaya resik kalen dan saberpungli/sapu bersih sampah nyemplung kali H Achmad Rifai
Dalam acara itu, PCNU Kota Malang juga mengukuhkan tiga lembaga sekaligus. Yakni Lakpesdam, Lesbumi, dan Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Kota Malang. (dini/adb)