PEKALONGAN,Suaranahdliyin.com – Gerakan radikalisme yang kian gencar akhir-akhir ini membuat GP Ansor Pusat mengambil pilihan untuk melawannya. Menurut Ketua Umum GP Ansor Pusat, Yaqut Cholil Qoumas, hal itu penting untuk menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar tetap kokoh berdiri.
“Indonesia ini tegak berdiri juga sebab kelompok-kelompok lain. Kita tidak boleh mengkklaim sendiri bahwa Indonesia hanya milik umat islam atau NU. Tidak ada Indonesia jika tidak ada hindu, arab, cina, batak dan lain sebagainya. Maka jika ada ancaman terhadap ini semua maka ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk melawannya,” ujar Yaqut dalam Konferwil GP Ansor Jawa Tengah di Pekalongan, Ahad (12/11/17).
Dalam kesempatan itu ia menyampaikan saat ini ada beberapa hal yang menyebabkan gerakan radikalisme tumbuh di Indonesia. Diantaranya ialah munculnya sekelompok orang yang mempertanyakan bentuk negara Indonesia. Selain itu ada juga yang menafikan keberadaan Pancasila dan NKRI yangdianggap tidak sesuai dengan Islam.
“Harus diingat bahwa NKRI dan Pancasila sebab ada keterlibatan kiai dan ulama Nahdliyyin. Demikian itu tentu sudah ada pertimbangan secara syar’i. Tidak mungkin seorang Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari gegabah dan tidak mempertimbangkannya dengan syari’at Islam,” tambahnya.
Selanjutnya ia menyerukan agar para kader NU, utamanya GP Ansor untuk melawan gerakan radikal itu. Menurutnya Ansor tidak perlu takut gerakan mereka saat ini yang memang menguasai media sosial. Dengan itu juga kaum radikal tersebut menjadikan Islam sebagai alat politik.
“Sebenarnya mereka kecil, maka mari sebab masih kecil kita usir mereka dari negeri ini. Ini tantangan besar, hari ini mereka terus bergerak, semua forum berusaha digunakan. Sebagai TNU, Tentara Nahdlatul Ulama, kita harus siap selalu mengawasi gerakan mereka. Kalau mereka bergerak kita injak,” katanya disambut sorak sorai dukungan ribuan kader Ansor yang hadir.(rid)