Gelorakan Cerdas Bermedia
GP Ansor Nogosari Gelar Pelatihan Jurnalistik dan Pengelolaan Media Sosial

0
1043
Salah satu narasumber menyampaikan materi

BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Hampir setiap orang kini memiliki smartphone sebagai sarana komunikasi dan mencari atau berbagi informasi. Termasuk juga dapat dijadikan alat dakwah yang efektif. Maka, semakin bijak dan cerdas menggunakannya akan menambah kemanfaatan dan kemaslahatan diri dan umat.

Dari situ, untuk meningkatkan kemampuan jurnalistik dan pengelolaan media sosial, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, meyelenggarakan pelatihan secara intens, di Aula Kantor Kecamatan Nogosari, Ahad (3/10/2021).

Pelatihan bertajuk “Teknologi Informasi sebagai Sarana Jitu Gerakan Islam Ramah”, ini menghadirkan M Aji Najmuddin (NU Online Jawa Tengah), Hendrawan (Founder Gawai Piawai), Isa (DASI), Heri Safitri (Wakil Biro Infokom Satkorwil Banser Jawa Tengah), Khafidz S (Ketua Media Ansor Boyolali), dan Gus Mannan Maknawi (Media Ansor Boyolali) sebagai narasumber.

Acara pembukaan dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Nogosari, MWC Nahdlatul Ulama (NU) Nogosari, pengurus PAC GP Ansor Nogosari, serta Tim Media Ansor Boyolali.

Nur Sodik, Ketua PAC GP Ansor Nogosari, menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada seluruh peserta yang mengikuti pelatihan, semoga dapat menerima ilmu dengan baik dari pemateri yang berkompeten.

Ia berharap, pelatihan ini bisa meningkatkan keaktifan kaum milenial di media sosial yang sesuai dengan warna ajaran NU. “Setelah adanya pelatihan ini, kita dapat lebih aktif bergerak di media sosial, khususnya di media-media mainstream seperti facebook, instagram, youtube, dan lain sebagainya.

“Di era digital seperti sekarang, media juang (dakwah) tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga merambah ke dunia maya,” terangnya.

Sementara itu Ketua Kaderisasi Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Boyolali, Abdul Wahid, berpesan bahwasanya smartphone itu ibarat pisau bermata dua, dapat menjadi berkah dapat pula menjadi musibah. “Jangan sampai kita asyik nyetatus berujung kasus. Jangan sampai salah narasi berujung di jeruji besi,” tuturnya.

Ia berharap, ke depan peserta pelatihan agar lebih bijak dalam bermedia, jangan sekali-kali bertentangan dengan Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) yang berlaku. “Dulu mulutmu adalah harimau-mu, kalau sekarang jarimu harimau-mu. Maka, jadikan media sosial sebagai sumber berkah bukan sumber musibah,” tambahnya.

Dalam pelatihan ini, pemateri lebih banyak menyampaikan trik dan teknik membuat konten dan menulis yang baik nan menarik. “Barang yang katon (kelihatan) itu bisa dipelajari,” salah satu kata kunci dari Hendrawan yang juga jurnalis senior CNN.

Para peserta foto bersama usai pelatihan

Selain anggota Media Ansor Nogosari, pelatihan juga diikuti kader Fatayat, IPNU – IPPNU, Pagar Nusa Nogosari, Media Ansor kecamatan lain, sejumlah santri pondok pesantren sekitar, dan menariknya lagi, Muhammad Tedy Resandy, putra Kapolsek Nogosari, Riyanto, turut juga belajar bersama mengasah skill jurnalistik.

Kapolsek mengapresiasi kegiatan Media Ansor Nogosari, termasuk dengan mengikutsertakan putranya itu. “Anak-anak muda harus paham media, baik cetak maupun online. Jangan mudah termakan hoaks yang beredar. Sering-sering membaca supaya menambah wawasan dan lebih ketat menyaring berita yang beredar. Gunakan media dengan bijak, jangan bertentangan dengan Undang-Undang ITE,” pesannya. (sulistyawan, siswanto ar/ adb, ros, rid)

Comments