Karya-karya ulama Nusantara, tersimpan rapi di Perpustakaan Leiden, Belanda. Sebuah proyek besar digarap oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Belanda, yaitu menggarap digitalisasi atas karya-karya tersebut.
Kamis siang (3/8/2017), cuaca cukup panas. Namun itu tak menghalangi niat tiga jurnalis Suara Nahdliyin untuk sowan ke kediaman Noor Hasyim, warga Desa Besito, Kecamatan Gebog, Kudus, yang kini menjadi salah satu pejabat di Kedutaan Besar RI di Belanda.
Ditemani Miftahrurridho, sang keponakan, Suara Nahdliyin ‘menyambangi’ Rois Syuriyah PCI NU Belanda itu. Suasana akrab langsung terasa, kendati sebelumnya, belum saling mengenal. Keramahan Noor Hasyim, membuat suasana menjadi cair dan santai.
Rois Syuriyah PCI NU Belanda yang menyelesaikan studi Sarjana di Al-Azhar, Kairo, Mesir itu pun bercerita tentang banyak hal, khususnya tentang Islam dan NU di Belanda. ‘’Jumlah pemeluk Islam di Belanda, setiap bulan meningkat. Paling tidak, rata-rata ada dua warga Belanda yang masuk Islam,’’ katanya.
Proses warga Belanda memeluk Islam, terangnya, ada beberapa faktor yang melatari. ‘’Ada yang karena proses perkawinan, dan ada pula yang karena memang sebelumnya mempelajari Islam, dan setelah mantap, baru kemudian memeluk Islam,’’ terangnya.
Terkait NU, dalam penilaian Hasyim bisa lebih diterima, karena dalam melakukan dakwah tetap berpijak pada nilai-nilai yang diajarkan Walisongo. ‘’Di Belanda, NU dianggap sebagai organisasi Islam yang moderat. Dan dalam berdakwah, senantiasa memperhatikan kultur lokal setempat,’’ ujarnya.
Proyek Digitalisasi
Aktivitas PCI NU Belanda, diakui oleh Noor Hasyim cukup banyak. Dalam menjalankan organisasi, ditopang oleh tenaga-tenaga terdidik, baik yang sedang studi Magister (S2) maupun Doktoral (S3).
Salah satu proyek besar yang kini sedang digarap PCI NU Belanda, yaitu digitalisasi karya-karya ulama Nusantara. Karya-karya ulama nahdliyyin Nusantara, tersimpan rapi di Perpustakaan Leiden.
‘’Hampir semua karya ulama Aswaja Indonesia, tersimpan dengan baik di Perpustakaan Leiden. Antara lain karya-karya Syekh Nawawi Al-Bantani, KH. Sholeh Darat, dan KH. Kholil Bangkalan Madura,’’ urainya.
Proyek digitalisasi yang digarap tahun ini, ungkapnya, yaitu karya-karya KH. Sholeh Darat. ‘’Targetnya setahun rampung. Setelah itu, yang akan digitalisasi selanjutnya adalah karya-karya KH. Kholil Bangkalan. Alhamdulillah, Atase Pendidikan KBRI Belanda sangat mendukung proyek ini. Dan setelah selesai, akan kami kerja samakan dengan Kementerian Agama,’’ jelasnya. (rsd, mar, luh)