Dahsyatnya Militansi Banser dalam Upacara Pembaretan

0
2811
Prosesi pembaretan Satkorcab Banser Boyolali, belum lama ini.

BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Tak kurang dari 500 anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Satkorcab Boyolali, mengikuti upacara pembaretan, baru – baru ini. Wajah – wajah mereka nampak tegas. Tak sedikit di antaranya, yang sudah tidak lagi muda. Namun soal semangat, jangan ditanya.

Militansi tanpa batas, sudah sangat dikenal di kalangan anggota Banser. Dan pembaretan bagi para personel Banser, usai mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar), ini adalah sebagai upacara seremonial pemantapan anggota, agar bisa lebih teguh khidmah untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Long march diikuti oleh semua personel yang mengikuti pembaretan, dengan start dari Pondok Pesantren Al Huda Doglo, Kecamatan Cepogo dan finish di Pondok Pesantren Afaada, Desa Tanduk, Kecamatan Ampel.

Apel pembaretan Banser ini, dipimpin langsung Komandan Satkorcab Banser Boyolali, Ahmad Muzamil. ‘’Pembaretan digelar bagi anggota Banser yang sebelumnya telah mengikuti Diklatsar,’’ katanya.

Dikemukakan oleh Ahmad Muzamil, pembaretan ini sebagai rangkaian puncak Diklatsar, yang di Boyolali ini, diselenggarakan di empat Pimpinan Anak Cabang (PAC). yaitu PAC PAC Karanggede, PAC Ampel, PAC Simo dan PAC Wonosegoro.

Wajah-wajah militan anggota Banser Satkorcab Boyolali.

‘’Seorang Banser dinyatakan lulus jika telah mengikuti pembaretan ini,” tegas Muzamil, sembari berharap setelah pembaretan seluruh anggota tetap berada di jalur komando atau mengikuti arahan pimpinan.

Selanjutnya, penglepasan peserta pembaretan dipimpin oleh Wakil Sekjend Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Gus ‘Aunullah A’la al-Habib (Gus ‘Aun). Gus ‘Aun mengemukakan, Banser bukanlah gerombolan orang, tapi Banser adalah organisasi (Jam’iyah).

‘’Artinya, siapa saja tidak boleh menggerakkan atau memberikan komando, selain pengurus yang diberi wewenang, dilantik, dan disumpah oleh organisasi. Kita ini orang – orang yang terorganisasi. Selalu bergerak dalam satu barisan. Tetap dalam satu komando. Bela agama, bangsa, dan negeri,” tegasnya. (heri safitri, siswanto/ adb, ros)

Comments