
BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Ibarat handphone, di saat iman turun dan hati gundah, yang dibutuhkan “charger”. Charger untuk iman dan hati yang gundah adalah mengaji.
Demikian pula menyikapi situasi saat ini. Setelah hampir delapan bulan vakum karena pandemi Covid – 19, Selasa (13/10/2020) malam lalu, Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Nunggal Roso, Desa Jeron, Kecamatan Nogosari, Boyolali memulai kegiatan rutin tiap pekan.
Rutinan kali ini tidak seperti biasanya, karena bersifat internal. Itu, terlihat dari jumlah jamaah yang terbatas, serta harus menerapkan protokol kesehatan sebagaimana anjuran pemerintah, yakni mengenakan masker, menjaga jarak, dan memakai hand sanitizer.
Kiai Nurrohman dari Kalijambe, dalam tausiyahnya malam itu memotivasi jamaah agar selalu pasrah dan taat kepada Allah. “Supaya kita meyakini bahwa adanya pandemi ini semata-mata sebagai ujian ketakwaan bagi hambanya agar selalu bersyukur dan menjaga kebersihan di manapun berada,” pesannya.
Di tengah MDS itu, Suyatno (Kapolsek Nogosari) mementingkan untuk hadir. Kepada jamaah dia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terhasut provokasi dan berita hoaks.
“Kami sampaikan pula, bahwa kepolisian secara resmi belum dapat memberikan izin secara tertulis untuk acara (kegiatan) besar yang mengundang kerumunan massa,” terangnya. (sulis, sis/ adb, ros)