
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Pada masa hidupnya, KH. Ma’mun Ahmad merupakan salah satu kiai sepuh di Kabupaten Kudus yang sangat dihormati. Masa hidup Mbah Yai Ma’mun –demikian para santrinya biasa menyapa- dihabiskan untuk melayani umat, khususnya melalui lembaga pendidikan.
Sebagaimana diketahui oleh publik, Mbah Yai Ma’mun adalah Mudirul ‘Am (Direktur Umum) Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus, dan juga pengasuh Pondok TBS Kudus. Untuk Pondok TBS, sepeninggal Mbah Yai Ma’mun dilanjutkan oleh dua putranya, yakni KH. Taufiqurrohman dan KH. Dzi Taufiqillah.
Mbah Yai Ma’mun sendiri merupakan kiai yang diasuh oleh para kiai khos semasa muda, antara lain sewaktu belajar kepada KH. Raden Asnawi (Bendan) dan Kiai Yasin, kiai khas di Jekulo dengan Pondok Bareng-nya yang terkenal.
Cerita terkait sosok Mbah Yai Ma’mun pun sangat banyak. Salah satunya diceritakan oleh SN, salah satu anggota Banser di Kabupaten Kudus yang didapat dari KH. Ma’ruf Irsyad, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimin (PPRM) sekitar tahun 2000-an ketika mengaji di masjidnya.
Pada kesempatan itu Yi Ma’ruf –panggilan akrab KH. Ma’ruf Irsyad- mengatakan, bahwa KH. Ma’mun Ahmad adalah sosok yang ‘alim namun tetap tawadlu’. Itu ditunjukkan antara lain, dengan selalu berpesan kepada santri-santrinya supaya tidak menyakiti hati orang lain, dan meminta maaf jika telanjur menyakiti hati teman atau lainnya.
Suatu ketika, Mbah Yai Ma’mun juga mengingatkan KH. Hasan Mangli (Mbah Hasan Mangli) untuk meminta maaf kepada temannya santri yang pernah disakiti hatinya. Mbah Mangli adalah salah satu santri Mbah Yai Ma’mun, yang dikenal sebagai wali.
Yi Ma’ruf menceritakan itu, ketika dalam pengajian itu menjelaskan mengenai kemuliaan kemuliaan orang Islam di bab tentang mengalirkan darah. Yi Ma’ruf pun berkisah, bahwa Mbah Hasan Mangli semasa sekolah, pernah melukai temannya sampai mengeluarkan darah.
‘’Karena posisi saat itu Mbah Hasan sudah menjadi ulama besar dan dikenal sebagai wali, maka oleh Mbah Yai Ma’mun, Mbah Hasan diingatkan dulu dia pernah melukai temannya waktu masih sekolah, dengan tujuan agar Mbah Hasan Mangli meminta maaf,’’ jelasnya.
Dari cerita Yi Ma’ruf Irsyad tersebut, sang anggota Banser yang memang gemar mengaji kepada para kiai itu pun berkesimpulan, bahwa Mbah Yai Ma’mun Ahmad adalah sosok yang luar biasa. ‘’Mbah Yai Ma’mun itu Kiai yang sangat ngalim. Tidak mungkin beliau bisa mengingatkan kepada Mbah Hasan Mangli, kalau tidak ngalim,’’ tuturnya. (gie, ros/ adb)