- Harlah ke-3 Majelis Azzahir
PEKALONGAN, Suaranahdliyin.com – Rais Aam Jam’iyyah Ahlith Thariqah Mu’tabarah An-Nahdliyah, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya berpesan kepada segenap jamaah agar terus mengembangkan tradisi maulid nabi. Hal itu ia sampaikan dalam peringatan hari lahir (harlah)ke-3 Majelis Azzahir di Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, Kamis (18/07/19) malam.
Menurut Habib Luthfi, peringatan maulid Nabi akan menguatkan kecintaan umat kepada Nabinya. Dari situ pula kadar bobot keimanan akan semakin kokoh sehingga tidak akan mudah dibenturkan dan dipecah belah dengan sesamanya.
“Maka dari itu, saya amanatkan, kembangkan terus peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, hidupkan kembali dan terus kembangkan di mana saja,” tutur Habib Luthfi.
Lebih lanjut, ketua Forum Ulama Sufi Dunia ini menyebut rasa cinta (mahabbah) kepada Baginda Nabi adalah modal utama bagi seseorang untuk mencintai bangsa dan negaranya. Habib Luthfi menjelaskan kadar bobot keimanan seseorang tergantung pada seberapa besar kecintaan orang itu kepada Nabinya.
“Seperti yang sudah sering saya sampaikan, bila dijabarkan lebih luas, kadar bobot nasionalisme seseorang juga tergantung bagaimana dia mencintai bangsa dan tanah airnya. Bagaimana menumbuhkan kecintaan itu? (tentu saja) dengan mengetahui sejarahnya,” papar Mustasyar PBNU ini.
Dijelaskannya juga, mengetahui sejarah akan membuat seseorang mengetahui ruh dan jati diri yang ada pada sesuatu yang ia ketahui sejarahnya. Habib Luthfi mencontohkan adanya bendera merah putih itu tidak sekadar kain yang berwarna merah dan putih. Kalau orang tahu sejarahnya, ia akan menemukan ruh di dalam bendera kebanggaan Negara kita, Republik Indonesia.
“Saya peringatkan, setiap adanya bendera, setiap ada nasionalisme pasti mempunyai ruh. Asas pertama ruhnya adalah agama. Apa ruhnya merah putih? Harga diri bangsa, jati diri bangsa, kehormatan bangsa. Itu yang ada di dalam bendera kami. Maka kalau mengetahui ruhnya pasti akan menjaga harga diri, jati diri dan kehormatan bangsanya,” katanya.
Baca juga : Apel Kebangsaan, Habib Luthfi dan Gus Muwafiq Ingatkan Pentingnya Jaga Merah-Putih
Meski pun begitu, Habib Luthfi mengkhawatirkan mulai melenturnya nasionalisme generasi muda Indonesia di masa depan. Hal ini perlu diantisipasi sejak dini dengan membumikan sejarah NKRI secara baik dan benar.
“Ruhnya nasionalisme adalah merasa handarbeni, tapi sayang ruhnya nasionalisme kita terkadang kosong. Apa ruhnya nasionalisme? (yakni) sejarah. Nasionalisme akan kuat apabila setiap anak bangsa mempelajari bagaimana didirikannya Negara tersebut, lebih-lebih daerah yang dijadikan jajahan,” imbuhnya.
Habib Luthfi juga memeringatkan agar semua elemen bisa kompak mendidik anak-anak dan generasi muda agar memiliki nasionalisme yang kuat. “Kita khawatir terhadap anak-anak kita. Terkadang hanya tahu merah putih, nasionalisme tapi jarang mendapatkan didikan yang bisa membuat nasionalisme mereka kuat melekat,” ujarnya.
Hadir dalam acara ini, sejumlah ulama internasional dari Negara-negara sahabat. Diantaranya, Syaikh Adnan Al-Afyouni (Mufti Damaskus-Syiria), Syaikh Muhammad Sahumi (Libya), Syaikh Riyadh Bazou (Maroko) dan lain-lain. Beberapa jajaran TNI-Polri dan pejabat pemerintahan provinsi maupun kabupaten/kota juga turut hadir menyatu dengan ribuan jamaah, khususnya Zahir Mania dari berbagai kota yang ada di Indonesia. (rid/adb)